Madu dikenal lama berperan dalam menjaga kesehatan baik preventif maupun kuratif. Kitab Suci Al Quran dalam Surat An Nahl (Lebah) ayat 68-69 menyebut madu sebagai obat yang menyembuhkan manusia. Secara umum madu mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena nutrisi madu paling lengkap. Madu berkadar gula tinggi, 80-90%. Yang istimewa, kadar gula terbanyak hingga 70% berupa gula sederhana, yakni fruktosa. Jenis gula lain pada madu adalah glukosa dan sukrosa.
Konsumsi gula sederhana menyebabkan tubuh memperoleh energi lebih cepat daripada mengkonsumsi karbohidrat kompleks yang terdapat dalam nasi dan roti. Walau memberi energi yang besar, madu tidak menambah bobot tubuh. Itu karena jika dibandingkan dengan jumlah gula yang sama, kandungan kalori madu 40% lebih rendah.
Salah satu sifat madu adalah bersifat mengawetkan. Itu sebabnya madu kerap dijadikan bahan produk perawatan tubuh dan produk kecantikan seperti calir atau lotion, masker, sabun, sampo. lulur. lipstik, pelembab, dan bedak.
Madu mempunyai sifat osmolalitas yang tinggi sehingga bakteri sulit hidup. Madu mempunyai sifat higroskopis yaitu menarik air dari lingkungan sekitarnya. Dengan sifat higroskopis itu madu dapat dipakai untuk mengkompres luka luar seperti borok akibat infeksi. Luka-luka yang bersifat basah akan lebih cepat kering karena air di permukaan bagian tubuh yang luka akan ditarik oleh madu.
Ian M. Paul, M. D., M. Sc |
Keampuhan madu pun banyak dibuktikan secara ilmiah. Sebut saja hasil penelitian Ian Paul M.D., M. Sc dari Penn State College of Medicine, Amerika Serikat yang berjudul Effect of honey, dextromethorphan, and no treatment on nocturnal cough and sleep quality for coughing children and their parents. Hasil risetnya membuktikan pemberian setengah sendok teh madu lebih baik dari pada pemberian Dekstromethorphan (DM) yang biasanya terkandung dalam sirop obat batuk anak. Pada penelitian itu Ian melibatkan 105 anak penderita batuk berusia 2-10 tahun. Terbukti, kesehatan anak yang mengkonsumsi madu murni lebih baik daripada anak yang mengkonsumsi madu buatan yang mengandung DM dan tanpa kandungan apa-apa. Frekuensi batuk pun berkurang dan anak lebih lelap tidur secara signifikan.
Thomas Henle dari Institut Kimia Pangan, Universitas Teknik Dresden, Jerman juga membuktikan madu bersifat antibakteri. Menurutnya, sifat antibakteri madu berkat kandungan senyawa Methilglioksal (MGO).
Sementara penelitian Zaid SS dan rekan dari Departemen Ilmu Lingkungan, Universitas Putra Malaysia. Selangor, yang berjudul The effects of Tualang honey on female reproductive organs, tibia bone and hormonal profile in ovariectomised rats--animal model for menopause mengungkap madu dapat meningkatkan kesehatan rahim wanita dengan mencegah penyusutan, pengerutan, serta kerusakan sel dan saraf rahim akibat kebiasaan dan makanan yang buruk. Bahkan madu juga dapat digunakan terapi alternatif wanita yang kekurangan hormon sulih karena kekurangan hormon estrogen.
Mayan stingless bees (melipona beecheii) |
Di zaman modern, riset Assegid Garedew dan rekan pun membuktikan madu tanpa sengat Trigona sp bersifat antimikroba. Peneliti dari Universitas Berlin, Jerman, itu membuktikan madu Trigona sp mampu menghambat pertumbuhan beberapa bakteri. Garedew melakukan penelitian menggunakan lebah tanpa sengat Trigona sp yang berasal dari hutan di wilayah Bahir Dardi pada ketinggian 1.830 mdpl dan Temben pada ketinggian 1.500 mdpl. Kedua wilayah itu berada dikawasan Etiopia tempat madu dari lebah tanpa sengat kerap digunakan untuk mengobati luka terbuka. Salah satu hasil uji yang dilakukan pada bakteri Bacillus brevis pada konsentrasi 100% dan 50% menunjukkan diameter zona penghambatan sebesar 12,3±0,3mm dan 10,7±3,5 mm.
Penelitian itu lebih lanjut menyimpulkan konsentrasi penghambatan minimal madu lebah tanpa sengat yang diberi perlakuan katalase lebih tinggi dibandingkan sampel uji non-katalase untuk semua spesies bakteri yang diujikan. Itu mengindikasikan kontribusi hidrogen peroksida pada aktivitas antibakteri.
Hidrogen peroksida terbentuk dari pelepasan lambat enzim glukosa oksida yang ada dalam madu. Itu terjadi bila madu bertemu cairan. Pada saat dioleskan pada luka, hidrogen peroksida yang terkandung dalam madu bersentuhan dengan cairan tubuh manusia. Saat itulah hidrogen peroksida dilepaskan dan berubah peran menjadi antiseptik bagi tubuh termasuk salah satunya antibakteri.
Keunggulan antibakteri madu linot (kelulut/trigona/klanceng) juga disebutkan oleh Mohd. Izwan Zainol dan rekan dalam penelitiannya berjudul Antibacterial activity of selected Malaysian honey. Peneliti Department of Biomedical Science, Faculty of Medicine, University of Malaya, Malaysia. Mereka menyebutkan madu kelulut (linot) memiliki aktivitas antibakteri tinggi melawan Staphylococcus aureus dengan konsentrasi fenol ekuivalen (EPC/equivalent phenol concentrations) 26,49 dan aktivitas non-peroksida 25,74 EPC.
Kandungan mineral madu linot diantaranya Natrium (Na), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Alumunium (A1), Besi (Fe), Fosfor, Kalium (K), Pottasium, Sodium Klorin, dan Sulfur. Sementara kandungan vitaminnya adalah Thiamin (B1), Riboflamin (B2), (B3), Asam Askarbat (C), (B5), Pirindoksin (B6), Niasin, Asam Pentotenat, Biotin, Asam Folat, dan vitamin K.
Madu linot juga mengandung enzim seperti Diatase, Invertasem Glukosa Oksidase, Fruktosa, Peroksidase, dan Lipase. Dibandingkan madu lebah biasa (Apis), enzim madu lebah tidak bersengat linot (Trigona) lebih majemuk. Itu karena lebah linot berukuran lebih kecil sehingga mampu menyedot madu dari dalam bunga yang paling dalam.
Sumber MyTrubus Potential Business -- Laba Lebah Tanpa Sengat, Juni 2015
Keren
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung ke blog sederhana kami...
Delete